“ Bagaimana mungkin memindahkan gunung ? itu hanya omong kosong ? ”
Jawabnya : “mungkin”.
Saya pernah memindahkan gunung di pundakku yang bagiku itu berat, melewati masa – masa sulit , saat di ambang putus asa. Melewati perjalanan berliku untuk menyelesaikan kuliah, mencari sesuap nasi, berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk bertahan hidup. Bagiku itu bukan sekedar semak berduri tapi gunung penghalang harapanku. Ada penyakit dan pergumulan keluarga, kehilangan orang-orang yang sangat dikasihi dan lain-lain. Tanpa iman itu tidak dapat di lalui untuk bertahan hingga saat ini.
Di balik awan hitam, ada cahaya matahari yang sedang bersinar”. Sebuah pengalaman ,
![]() |
Dalam berbagai kejadian, mungkin hal seperti itu bisa terjadi dalam kehidupan kita. Mata jasmani tidak seiring dengan apa yang sedang kita pikirkan. Mata tertuju pada pandangan kosong.Terlihat oleh mata tapi pikiran kita berkelana jauh entah kemana. Mata jasmani kita bisa tertutup oleh mata hati kita yang sedang terhipnotis oleh sesuatu yang pantastis, romantis, indah dan menjanjikan. Bisa juga mata jasmani kita tertutup oleh kepahitan, kekecewaan, penderitaan, kegagalan yang sedang bergejolak dalam sanubari.Sebaliknya, mata jasmaniah kita menutup mata rohani oleh materi yang menjadi standard dan acuan pandangan kita.
Dalam Ibrani 11:1 “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”.
Iman, Pengharapan dan Kasih adalah tiga kata kunci Kekritenan. Yesus adalah kasih itu, jalan, kebenaran dan hidup. Yesus berkata : “Imanmu menyelamatkanmu”.Iman bukanlah sebuah bibit kermizi yang bisa tumbuh begitu saja dimana dia jatuh. Iman yang diam di tempat adalah iman yang mati. Ibarat kita berdiri di garis bilangan, kita hanya memutar-mutar di titik nol. Iman kita harus bergerak positif walaupun hanya 0,0000001 saja. itu adalah pertumbuhan. Jika kita malah bergerak ke garis negatif, iman kita telah layu dan bakal mati.
Bagaimanakah kita beriman ? Iman datang dari dengar-dengaran dengan firman Tuhan dan membuka hati kita menjadi tempat persemaiannya. Dalam Yoh.1;1-14 "pada mulanya adalah Firman, dan firman itu bersamasama dengan Allah.....dan Firman itu menjadi Manusia dan diam di antara kita.."
Dengan iman kita melihat hal ajaib yang tidak terlihat oleh mata jasmani dan rohani yang terbatas (“Muzijat”).Dalam Yeremia 33:3 : "Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui".
Karena apa yang tidak mungkin bagi manusia adalah mungkin bagi Allah. Hanya dalam iman kita sanggup mengampuni, mengasihi musuh, merendahkan diri, bertahan dalam badai, melihat masa depan yang penuh pengharapan. Dan itu adalah pekerjaan Roh Kudus.
Dengan iman kita bisa memindahkan gunung penghalang terbitnya sinar matahari kita dan sebaliknya kita dapat mendaki gunung itu, menjalaninya di bawah telapak kaki kita. Sehingga kita bisa melihat pemandangan yang indah dari atas awan, menatap matahari yang sedang bersinar.
Hitung berkat Tuhan, buang gunung penghalang sinarmu ke laut dalam, dengan iman sebiji sesawi.
St.RHH, S.Si
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan Komentar dan Saran membangun anda untuk blog ini :